Rabu, 17 April 2013

Penyakit Jantung - Obat Penyakit Jantung - Terapi Penyakit Jantung - Penyebab Penyakit Jantung

PENYAKIT JANTUNG KORONER, PATOFISIOLOGI, PENCEGAHAN, 
DAN PENGOBATAN TERKINI

Penyakit  Jantung  Koroner  (PJK)  ialah  penyakit  jantung  yang  terutama  disebabkan    karena    penyempitan    arteri    koronaria    akibat    proses  aterosklerosis  atau  spasme  atau  kombinasi  keduanya.  PJK  merupakan

sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah baik di  negara  maju  maupun  negara  berkembang.  Di  USA  setiap  tahunnya 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20- 40.000  orang  dari  1  juta  penduduk  menderita  PJK.  Hasil  survei  yang dilakukan   Departemen   Kesehatan   RI   menyatakan   prevalensi   PJK   di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan, kecenderungan penyebab kematian di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular (antara lain PJK)
dan degeneratif.

Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris. Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu   melakukan   aktivitas   karena   adanya   iskemik   miokard.   Hal   ini menunjukkan  bahwa  telah  terjadi  >  70%  penyempitan  arteri  koronaria. Angina pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina),  dan  keadaan  ini  bisa  berkembang  menjadi  lebih  berat  dan menimbulkan  Sindroma  Koroner  Akut  (SKA)  atau  yang  dikenal  sebagai serangan   jantung   mendadak   (heart   attack)   dan   bisa   menyebabkan kematian.

PATOFISIOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER

I. Definisi
Angina Pektoris Stabil (APS): sindrom klinik yang ditandai dengan rasa tidak  enak  di  dada,  rahang,  bahu,  pungggung  ataupun  lengan,  yang biasanya dicetuskan oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin. Angina Prinzmetal: nyeri dada disebabkan oleh spasme arteri koronaria, sering  timbul  pada  waktu  istirahat,  tidak  berkaitan  dengan  kegiatan jasmani dan kadang-kadang siklik (pada waktu yang sama tiap harinya). Sindroma  Kororner  Akut  (SKA):sindrom  klinik  yang  mempunyai  dasar patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya plak atheroma    sehingga    menyebabkan    trombosis    intravaskular    yang menimbulkan   ketidakseimbangan   pasokan   dan   kebutuhan   oksigen miokard. Yang termasuk dalam SKA adalah:

Angina pektoris tidak stabil (APTS, unstable angina): ditandai dengan nyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya lebih lama (lebih dari 20 menit) dan lebih sering. Angina yang baru timbul kurang  dari  satu  bulan),  angina  yang  timbul  dalam  satu  bulan setelah serangan infark juga digolongkan dalam angina tak stabil.

Infark  miokard  akut  (IMA):  Nyeri  angina  pada  infark  jantung  akut umumnya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih). Walau demikian infark jantung dapat terjadi tanpa nyeri dada (20 sampai 25%). IMA bisa nonQ MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI).


Patofisiologi
Lapisan  endotel  pembuluh  darah  koroner  yang  normal  akan  mengalami kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, penigkatan kadar gula darah, dan oxidasi dari LDL-C.

Di   antara   faktor-faktor   risiko   PJK   (lihat   Tabel   1),   diabetes   melitus, hipertensi,   hiperkolesterolemia,   obesitas,   merokok,   dan   kepribadian merupakan faktor-faktor penting yang harus diketahui.

Kerusakan   ini   menyebabkan   sel   endotel   menghasilkan   cell   adhesion molecule seperti sitokin (interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa, (TNF-alpha)), kemokin (monocyte chemoattractant factor 1, (MCP-1; IL-8), dan growth factor (platelet derived growth factor, (PDGF); basic fibroblast growth factor, (bFGF). Sel inflamasi seperti monosit dan T-Limfosit masuk ke permukaan endotel dan migrasi dari endotelium ke sub endotel. Monosit kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL teroksidasi yang  bersifat  lebih  atherogenik  dibanding  LDL.  Makrofag  ini  kemudian membentuk sel busa.

LDL  teroksidasi  menyebabkan  kematian  sel  endotel  dan  menghasilkan respons inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons dari angiotensin II, yang   menyebabkan   gangguan   vasodilatasi,   dan   mencetuskan   efek protrombik dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi.

Akibat  kerusakan  endotel  terjadi  respons  protektif  dan  terbentuk  lesi fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerosik, yang dipicu oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami ruptur sehingga terjadi Sindroma Koroner Akut (SKA).

Langkah pertama dalam pengelolaan PJK ialah penetapan diagnosis pasti. Diagnosis yang tepat amat penting, karena bila diagnosis PJK telah dibuat di dalamnya    terkandung    pengertian    bahwa    penderitanya    mempunyai kemungkinan   akan   dapat   mengalami   infark   jantung   atau   kematian mendadak.  Diagnosis  yang  salah  selalu  mempunyai  konsekuensi  buruk terhadap  kualitas  hidup  penderita.  Pada  orang-orang  muda,  pembatasan kegiatan jasmani yang tidak pada tempatnya mungkin akan dinasihatkan. Selain  itu  kesempatan  mereka  untuk  mendapat  pekerjaan  mungkin  akan berkurang. Bila hal ini terjadi pada orang-orang tua, maka mereka mungkin harus mengalami pensiun yang terlalu dini, harus berulang kali dirawat di rumah   sakit   secara   berlebihan   atau  harus   makan   obat-obatan   yang potensial toksin untuk jangka waktu lama. Di lain pihak, konsekuensi fatal dapat  terjadi  bila  adanya  PJK  tidak  diketahui  atau  bila  adanya  penyakit- penyakit jantung lain yang menyebabkan angina pektoris terlewat dan tidak terdeteksi.

Cara Diagnostik
cara-cara  diagnostik  PJK  yang  terpenting,  baik yang  saat  ini  ada  atau  yang  di  masa  yang  akan  datang  potensial  akan mempunyai  peranan  besar.  Dokter  harus  memilih  pemeriksaan  apa  saja yang   perlu   dilakukan   terhadap   penderita   untuk   mencapai   ketepatan diagnostik   yang   maksimal   dengan   risiko   dan   biaya   yang   seminimal mungkin.Tahapan evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan nyeri angina

pasien  dengan  nyeri  dada  perlu  dilakukan  anamnesis  yang  teliti, penentuan faktor risiko, pemeriksaan jasmani dan EKG. Pada pasien dengan gejala  angina  pektoris  ringan,  cukup  dilakukan  pemeriksaan  non-invasif. Bila  pasien  dengan  keluhan  yang  berat  dan  dan  kemungkinan  diperlukan tindakan   revaskularisasi,   maka   tindakan   angiografi   sudah   merupakan indikasi.

Pada  keadaan  yang  meragukan  dapat  dilakukan  treadmill  test.  Treadmill test  lebih  sensitif  dan  spesifik  dibandingkan  dengan  EKG  istirahat  dan merupakan  tes  pilihan  untuk  mendeteksi  pasien  dengan  kemungkinan Angina Pektoris dan pemeriksaan ini sarananya yang mudah dan biayanya terjangkau.

Pada keadaan tertentu, sulit menginterpretasi hasil treadmill seperti pada pasien dengan kelainan EKG istirahat a.l.: LBBB, kelainan repolarisasi, LVH dsb.

Pemeriksaan alternatif lain yang dapat dilakukan adalah ekokardiografi dan teknik  non-invasif  penentuan  kalsifikasi  koroner  dan  anatomi  koroner, Computed   Tomography,   Magnetic   Resonanse   Arteriography,   dengan sensitifitas dan spesifitas yang lebih tinggi. Di samping itu tes ini juga cocok untuk  pasien  yang  tidak  dapat  melakukan excercise,  di  mana  dapat dilakukan uji latih dengan menggunakan obat dipyridamole atau dobutamine


Cara Pengobatan Penyakit Jantung – Terapi penyakit Jantung Secara Alami yaitu dengan: 
Minum Jelly Gamat Gold-G Dan Omega 3 Sofgel, Kenapa harus dengan omega 3 softgel, Dalam Omega 3 sendiri terdapat komponen-komponen zat penting yang penting bagi tubuh seperti DHA (Docosahexaenoic acid), EPA (Eicosapentaenoic acid), dan LNA (Linolenic acid). DHA dan EPA banyak ditemukan pada ikan-ikanan sedangkan LNA pada tumbuh-tumbuhan termasuk sayuran yang berwarna hijau. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda dalam tubuh. DHA berfungsi sebagai jaringan pembungkus saraf yang berperan dalam melancarkan perintah saraf dan mengantarkan rangsangan saraf ke otak.

SUDAH BANYAK PASIEN STROKE YANG SUDAH MEMAKAI DAN TERBUKTI BERHASIL >>> INFO PEMESANAN HUBUNGI 085749407000 / 081939884441

ATAU LANGSUNG KE AGEN KAMI KLIK DI SINI

Info Gambar Produk ada di bawah Ini: